Mengupas Buku untuk Memahami Public Relations di Era Digital

ulasan digital public relations

Di mata saya yang awam, dunia Public Relations itu hanyalah urusan mereka yang berkecimpung di dunia pemasaran dan periklanan. Sebatas bagaimana perusahaan atau brand memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat luas. Dangkal sekali ya.

Itu sebabnya ketika mendapatkan buku Digital Public Relations karya Bapak Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Telkom University, Dudi Rustandi ini, saya merasa dapat mata kuliah 3 sks mengenai Public Relations. Sebuah ilmu yang mengajarkan strategi komunikasi untuk membangun, mengelola, dan memperkuat hubungan antara suatu organisasi maupun individu dengan masyarakat, khususnya dengan memanfaatkan teknologi digital dan platform online.

Buku ini membantu kita untuk bisa melihat Digital Public Relations dalam payung besar. Termasuk juga bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan dunia digital yang berkembang pesat saat ini untuk memperkenalkan produk, organisasi, bahkan individu tertentu.

Ya benar, kamu sebagai individu juga perlu banget loh mengenal ilmu ini. Sekarang ini, setiap orang adalah penjual!

buku digital public relations

Isi Utama Buku

Buku setebal 244 halaman ini (termasuk 15 halaman indeks, daftar pustaka, dan profil penulis) membahas 101-nya materi Digital Public Relations.

Dimulai dari sejarah perkembangan dunia komunikasi digital, kita diajak untuk mengetahui konsep Public Relations dan Digital Public Relations. Juga mengenal apa saja komponen primer dan sekunder dalam Digital Public Relations.

Pembaca juga diajak untuk mengetahui strategi dan taktik yang bisa dipakai. Bagaimana penggunaan email, media sosial, corporate blogging, SEO, strategi buzzing, dan digital branding dijelaskan dalam masing-masing bab terpisah. 

Pokoknya benar-benar detail deh. 

daftar isi buku digital public relations

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Mungkin karena ditulis oleh seorang dosen senior yang tengah menempuh pendidikan S3, saya bisa melihat kalau buku ini mengacu kepada banyak sekali pendapat para ahli dari berbagai sumber. Hampir setiap kalimat bisa kita lihat referensinya jika ingin mengetahui lebih lanjut pendapat tersebut.

Kalau buat saya, ini adalah tipe buku yang perlu kita kunyah pelan-pelan.

Sejumlah pemaparan dalam buku ini bersifat teoritis. Memang ada beberapa bagian yang memberikan contoh penerapan dalam penjelasannya. Seperti di halaman 207 yang membahas studi kasus kegiatan buzzing. Beberapa kasus yang dijadikan contoh seperti promosi buku RIP Ads karya Sumardi tahun 2011, promosi kripik pedas Ma Icih di Twitter tahun 2011, atau pelibatan blogger dalam sejumlah kompetisi menulis mengenai  produk tertentu.

Saya suka nih, kalau ada bagian contoh-contoh begini karena membantu pemahaman saya terhadap apa yang tengah diterangkan. Maklum orang awam ya. 


Hal Menarik dari Buku

Setelah sepanjang bagian awal dan inti buku yang menulis mengenai teknis mengoptimalkan media digital untuk memperkenal diri, saya merasa bagian yang menarik ada di bagian penutup.

Bagian yang mengingatkan kita untuk menggunakan media digital untuk menunjukkan sifat jujur, autentik, mengakui kekurangan, tidak mengintimidasi, dan berhenti untuk terlihat sempurna.  (hal 226).

Bagaimana teknologi itu perlu dikembalikan memanusiakan manusia. Di mana manusianya sebagai subjek, bukan objek atau sekedar target market dari sebuah produk. 

conversation is the queen

Mengenal Penulis

Dedi Rustandi memulai menulis buku ini sebagai kumpulan catatan kuliah saat mengampu salah satu mata kuliah baru, Cyber Public Relations pada tahun 2013. Perlu waktu 11 tahun hingga buku ini terbit pada April 2024. Dengan perkembangan dunia digital yang pesat, tentu saja banyak terjadi perubahan dalam penyusunannya agar tetap up to date. Walau memang terasa, masih ada PR yang mungkin akan menjadi sekuel materi dari buku ini. 

Pak Dedi yang juga dikenal sebagai blogger dengan nama Abah Raka, menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Sunan Gunung Djati Bandung. Melanjutkan S2 di Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung. Saat ini, beliau tengah menyelesaikan pendidikan S3 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung. 

Hingga saat ini, beliau masih aktif sebagai dosen Prodi Ilmu Komunikasi Telkom University. 

Penutup

Tidak bisa dipungkiri, Digital Public Relations memang perlu dipelajari dengan lebih dalam karena kelebihannya dalam sisi efisiensi biaya, hasil yang terukur, dan fleksibel penggunaannya. 

Buat kamu yang tengah menempuh kuliah atau memiliki ketertarikan dalam bidang ini, saya rekomendasikan untuk memiliki buku Digital Public Relations karya Dedi Rustandi sebagai referensi tambahan yang akan memperkaya wawasanmu. 

Data Buku

  • Judul: Digital Public Relations
  • Penulis: Dedi Rustandi
  • Penyunting: Nunik Siti Nurbaya
  • Penerbit: Simbiosa Rekatama Media (April 2024)
  • Halaman: 244


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Mengupas Buku untuk Memahami Public Relations di Era Digital"