Kreativitas Nama untuk Kakak dan Adik

kreativitas nama kakak adik

Ceritanya tuh, bulan September ini Tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog adalah Kisah di Balik Nama. Tema yang aku usulkan karena merasa ada sesuatu yang unik dan begitu personal dari pilihan sebuah nama. Baik itu nama sendiri, nama anak, nama blog, nama karakter khayalan, nama bisnis, nama binatang peliharaan, atau nama lainnya. 

Blog itu kan paling pas kalau kita isi dengan sesuatu yang sifatnya cerita-cerita personal dan related dengan orang lain. Biasanya nanti ada aja yang mampir ke tulisan kita ini karena kepo atau sekedar mencari inspirasi dari pengalaman orang lain.

Nama yang Tidak Sederhana

Sebagai orang yang susah sekali mengingat nama orang, cerita di balik sebuah nama, terkadang bisa membantu kita mudah mengingat nama seseorang. 

Ada nama-nama yang begitu unik dan mudah diingat, ada nama-nama yang begitu pasaran, ada nama-nama yang belibet di lidah, atau nama-nama yang boros huruf. Seperti nama anak-anak sekarang yang ajaib-ajaib itu. 

Entah kenapa anak-anak kelahiran 2000-an seperti harus banget dibuat penulisan atau penyebutannya jadi begitu rumit. Seperti Xaviera, padahal kan bisa cukup ditulis Safira saja. Seperti Kalycka atau Callica, cukup ditulis dengan Kalika saja. 

Nggak perlu lah menggunakan huruf-huruf yang pengucapannya tidak standar atau di double-double yang sebenarnya pengucapannya sama saja. Boros huruf! Dan tentu saja waktu untuk memastikan namanya ditulis dengan benar dalam setiap kesempatan. 

Kadang aku bertanya-tanya, kira-kira anak-anak dengan nama rumit ini pada umur berapa mereka bisa menulis nama lengkap mereka dengan sempurna? Tapi mungkin bagus, untuk melatih otak anak-anak ya. Semakin sulit nama mereka, semakin terlatih otak mereka untuk mampu menulis nama sendiri.

Aku suka pertimbangan adikku dalam memilih nama untuk anaknya. Nama yang diucapkan dalam bahasa apa pun pengucapannya tidak berbeda. Pengalaman tinggal di Sydney, ia memilih nama anaknya Xabi dan Liam. Lidah mana pun, pasti nggak bingung mengucapkan dua nama itu. 

quotes tentang nama

Cerita Nama Shanty

Sebenarnya namaku sendiri nggak memakai konsep kesederhanaan sih. Sebuah nama sejuta umat: Shanty. Mestinya bisa cukup Santi saja. Lebih sederhana dan dijamin nggak akan ada menyita banyak waktu untuk mengoreksi orang lain menuliskan nama kita dengan benar. 

Entah perasaanku aja, menurutku cukup mengganggu kalau orang lain menuliskan nama kita salah. Rasanya itu bukan namaku. Rasanya seperti dia menyebut nama orang lain. Jarang loh orang mau menuliskan Shanty dengan benar tanpa harus dikasih penjelasan tambahan: “Shanty, pakai h pakai y.”

Kombinasi nama Santi ini memang banyak banget ya. Dari Shanty, Shanti, Santie, Santy, Susanti, dan lain-lain. Rasanya aku selalu punya teman dengan nama yang sama di setiap circle. 

Dulu ingat di ITB pada saat OSKM di awal masuk, kami dibuatkan kelompok berdasarkan abjad nama di angkatan. Jadi bukan per jurusan. Dari situ aku tahu bahwa di angkatan 1993, ada 2 orang yang punya nama Shanty. Seorang lagi dari Teknik Lingkungan dengan penulisan nama Santi.

Tentu saja kelompok nama terbanyak dipegang oleh nama Muhammad, Agus, dan Asep. 

Di SMA, nggak ada yang namanya Shanty. Tapi sayangnya ada cowok yang namanya Hasan. Panggilan kami sama-sama San. Kalau teman-teman manggil: “San…San…”, pasti deh dua-duanya nengok. 

Kalau menurut Papa Mama, nama Shanty itu dulu diambil dari tokoh komik Ko Ping Ho. Ada Dewi yang namanya Shanty. Ok, baiklah… 

Jadi pemilihan nama shanti itu tidak hanya berarti damai seperti yang sering kita dengar dalam doa penganut agama Hindu Om Shanti Shanti Shanti Om (Ya Tuhan semoga selamat, semoga damai di hati, damai di dunia, dan damai selalu).

Nama Berseri untuk Anak

Nah sekarang yang aku pengen bahas adalah masalah nama saudara sekandung. Di sini biasanya kreatifitas orang tua kelihatan. 

Kalau Papa Mamaku, karena anak pertamanya namanya Shanty, maka dipilih yang rhyme-nya sama untuk anak kedua. Jadilah adikku namanya Sandra Dewi. Lalu yang ketiga maunya Sartika Dewi. Cuma karena waktu itu Papaku lagi pelatihan yang judulnya Karakterdes (lupa ini singkatan apa), diabadikanlah jadi nama adik bungsuku Kartika. Agak berkurang ya konsistensinya.

Gaya orang tuaku mungkin nggak beda dengan orang tua Mamah Hani memilih nama untuk anaknya. Orang tua Mamah Hani memberikan nama Supriadi untuk nama anak pertama, Supriyatni untuk anak kedua, dan Suprihani untuk anak ketiga. 

Nama supri yang menurut Mamah Hani kesannya ndeso ini, ternyata memang punya arti yang bagus. Yaitu melambangkan pesona dan kharisma. Sekaligus juga memberikan kesenangan dan kegembiraan. 

Aku suka juga sama gaya orang tua yang memilih nama anak mereka berdasarkan makna yang setara. Seperti cerita Mamah Alfi tentang nama kedua buah hatinya. Berangkat dari jumlah kata dan asal bahasa yang sama, Alfi dan suami memilih nama si kakak yang bermakna “cerdas”, sementara untuk adiknya memiliki makna “unggul.”

Ini mengingatkanku pada penulis Nh Dini dalam memberi nama anaknya Lintang yang berarti Bintang, dan Padang yang berarti Terang. Keduanya memiliki makna yang setara dalam bahasa Jawa. 

Ada juga nama teman Sasya yang menarik perhatianku. Namanya Bulan. Sebagai orang yang nggak mudah ingat nama orang, saat bertemu Mamanya, kupanggil Mama Bintang. Aku lupa nama anaknya Bulan. Pokoknya ingatnya nama sesuatu yang di langit lah. Ha…ha…

Terus diralat sama Mama Bulan. “Bintang itu nama Kakaknya Bulan.” Dari situ bergulirlah cerita kalau anaknya ada 3 orang. Dan namanya cukup unik. Anak pertama Bintang Syawal Adityasa, anak kedua Bulan Athaya Dwityasa, dan anak ketiga Bumi Qinthara Trityasa. Manis banget nggak sih?

Ada juga seorang Bibi yang aku suka nama anak-anaknya. Anaknya 4 orang laki-laki yang namanya: Jannata Giwangkara (Egi), Jannata Dirgantara (Ega), Jannata Jomantara (Jojo), dan Jannata Prabangkara (Edo). Bukan tipe nama yang mudah diingat oleh orang pelupa, tapi bagus aja sih.

Untuk cerita fiksi, aku sendiri pernah menciptakan nama 3 bersaudara Putri, Dara, dan Gadis. Manis kan?

Memilihkan Nama untuk Anak-anak

Ketika anak pertamaku lahir, sebenarnya kami sudah menyiapkan nama tertentu. Buana Arkananta kalau nggak salah ingat. Hanya saja saat lahir Raka harus dirawat 1 minggu di rumah sakit sebelum bisa dibawa pulang. Duh sebagai ibu baru, aku tu galau banget. 

Waktu itu kami memang sempat bingung juga, nama Buana itu panggilannya apa? Bubu? Nana? Kok ya rasanya panggilan yang aneh untuk anak laki-laki. Belakangan baru tahu kalau orang yang namanya Buana itu bisa dipanggil Ubun. 

Lalu ada orang tua yang bilang sebaiknya nama Buana yang berarti bumi diganti, karena itu terlalu berat. Akhirnya, kami memikirnya nama yang rimanya lebih enak. Jadilah Raka Arkananta. Perlu ditambah Muhammad di depannya sebagai syiar agama Islam. Insya Allah kedepannya Raka sukses, orang semua tahu bahwa ia umat nabi Muhammad. 

Raka berarti kakak dalam bahasa Sunda. Karena Raka adalah cucu pertama dari kedua keluarga. Kakak bagi adik-adiknya dan juga sepupu-sepupunya. 

Itu sebabnya Raka nggak terlalu suka dipanggil dengan sebutan tambahan Akang atau Kakak. Karena menurutnya namanya sudah mengandung arti Kakak. 

Arkananta sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang diterangi atau menjadi penerang. Sebagai doa agar jalan hidupnya selalu diterangi oleh Yang Maha Kuasa, sekaligus bisa jadi penerang bagi orang lain. 

Dulu aku tu selalu suka nama-nama tradisional Indonesia yang memiliki suku kata yang banyak. Seperti Arkananta, Adityawarman, Brahmastagi, Sasikirana, Ambalika, Wibisana, dan sejenisnya.

Nah pas anak kedua lahir dan perempuan, sebagai orang tua kami tinggal mengikuti polanya saja. Kalau Kakaknya Raka, berarti adiknya harus Rai dong. Rai artinya adik dalam bahasa Sunda. Pilihannya adalah Raisya, Raina, Raika, Raihan kalau nanti laki-laki. Pokoknya harus ada Rai-nya. Ternyata banyak juga kami ketemu orang tua yang sepemikiran begini. Anaknya bernama Raka dan Rai. Tentunya pasti orang Sunda. Ha…ha…

Pilihan Siti kami sematkan sebagai nama depan dengan alasan yang sama dengan memilih nama Muhammad. Biar syiar ke-Indonesiaan dan ke-Islam-annya jelas saja. Lagian nama Siti dengan segala kesederhanaannya itu kami rasa perlu dilestarikan di tengah gempuran nama-nama asing dengan penyebutan yang rumit. 

Demikianlah pilihan kami untuk nama kakak beradik Muhammad Raka Arkananta dan Siti Raisya Arkananta. 

Ada yang pernah menemukan nama kakak beradik yang unik dan berpola juga? Boleh ya dibagikan di kolom komentar. 

tantangan mgn



Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Kreativitas Nama untuk Kakak dan Adik"