Perlukah Menyimpan Catatan Perkembangan Anak?
Untuk anak-anak kelahiran 2000-an umumnya memiliki ribuan foto di sosial media mamanya. Ini adalah kondisi yang umum. Saya pun begitu. Segala foto anak saya tidur dengan gaya lucunya, saya simpan dengan rapi di Facebook.
Buat saya ini penting dengan tujuan kemudahan saya untuk mencari lagi foto tersebut. Daripada hilang di belantara file-file dalam folder di laptop yang sangat mungkin hilang atau rusak.
Saya baru merasa betapa tidak tepatnya mendokumentasikan perkembangan anak-anak setelah mereka berusia 10 tahun ke atas dan mulai menolak untuk disimpan ke sosial media mamanya. Kalau pun mereka mau berbagi, perlu izin dulu. Di sini saya baru sadar, bahwa anak-anak akan tiba masanya membutuhkan privacy mereka sendiri.
Setelah ribuan foto tersebar, akhirnya saya mulai mencoba untuk menyimpan perkembangan anak-anak dalam bentuk dokumentasi yang lebih privat. Sempat saya memilih untuk menyimpannya dalam blog keluarga. Blog yang hanya bisa diakses oleh anggota keluarga saja. Tidak ada resiko hilang dalam folder, tapi juga tetap mudah diakses darimana saja.
Saya sih kebayangnya saat anak-anak dewasa dan tengah menempuh di kota lain, mereka masih tetap mudah untuk mengakses kenangan-kenangan keluarga. Tapi orang lain tidak perlu melihatnya.
Emangnya kenapa kalau dilihat orang lain?
Ya itu tadi, ada privacy anggota keluarga yang perlu dijaga. Mungkin mamanya suka dan merasa perlu untuk mengabarkan kepada dunia mengenai pencapaian anaknya. Tapi kan si anak belum tentu nyaman dengan hal tersebut. Bisa jadi itu menjadi bahan olok-olok teman-temannya.
Atau lebih parahnya, foto-foto tersebut dimanfaatkan oleh orang jahat. Sekarang ini, macam-macam saja model kejahatan di dunia maya. Kan serem juga ya. Jadi untuk yang tidak benar-benar perlu dibagikan terbuka, ya tidak perlu lah.
Apa sih yang perlu disimpan sebagai catatan perkembangan anak? Mungkin setiap orang tua punya hal-hal menarik tentang buah hati mereka. Kalau saya sendiri, merasa perlu menyimpan catatan seperti berikut:
- Riwayat kesehatan
- Perkembangan motorik dan kognitif
- Pencapaian prestasi akademis
- Minat dalam bidang tertentu
- Kegiatan sehari-hari
- Dialog-dialog yang terjadi
Catatan kegiatan anak akan lebih menarik jika dilengkapi dengan foto dan video. Jika disimpan di blog pribadi dengan mode privat, kita bisa memberikan label atau kategori yang sesuai. Misalnya ada kategori berdasarkan nama, tahun, atau kegiatan.
Bagaimana denganmu? Apakah juga suka mencatat perkembangan anak-anak? Boleh ya dibagikan di kolom komentar.
Posting Komentar untuk "Perlukah Menyimpan Catatan Perkembangan Anak?"
Posting Komentar