Bagaimana Cara Menikmati Hidup Dalam Timbunan Pekerjaan?
Siapa sih yang tidak pernah merasa strees karena timbunan kerjaan? Apakah ibu yang bekerja di luar rumah maupun yang ibu yang bekerja di rumah. Semua pasti pernah mengalami hal yang sama.
Rumah berantakan, cucian numpuk, setrikaan segunung, tempat cuci piring penuh, harus belanja ke warung, kamar mandi lagi jorok banget dan perlu disikat, anak-anak ribut, badan pegel dan ngantuk banget karena bangun pagi banget, tapi pikiran dipenuhi ide untuk menulis ......OH TIDAK!!! Rasanya tinggal perlu sedikit colekan untuk meledak.
Andai saja bisa pinjam tongkatnya Ibu Peri di Cinderella, dan tiba-tiba semua beres. Mengkhayal dulu ah... Dan setelah akhirnya satu jam berlalu untuk mengkhayal yang tidak ada, kerjaan tetap tidak beres-beres. Padahal saya hanya punya waktu 1 jam untuk menyelesaikan semuanya. Dan prosessor pun langsung nge-hang.
Saya sering berada pada kondisi seperti ini.
Beberapa tahun yang lalu, saya menemukan tulisan menarik dari sebuah blog berjudul Moment A Day, Making character the heart of the home. Penulisnya Chelsea Lee Smith adalah ibu 3 anak dari Australia. Ia juga mengalami keriweuhan yang kurang lebih sama dengan saya. Cuma bedanya cara ia memandang dari sudut yang berbeda.
Pada tahun 2013, ia menulis Panduan Syukur untuk Ibu Sibuk. Tidak banyak-banyak. Cukup 10 saja kok.
Panduan syukur untuk ibu sibuk dari Chealsea Lea Smith:
- Saat bangun begitu pagi = Alhamdulillah ada anak-anak manis untuk dicintai.
- Saat rumah bagai kapal pecah dan harus dibersihkan = Alhamdulillah saya masih punya tempat yang aman untuk hidup.
- Cucian pakaian menumpuk = Alhamdulillah masih punya pakaian untuk dipakai.
- Tempat cuci piring yang penuh = Alhamdulillah masih punya makanan untuk dimakan.
- Remah-remah di bawah meja = Alhamdulillah anak-anak punya cemilan.
- Harus belanja ke pasar = Alhamdulillah masih punya uang.
- Kamar mandi yang harus disikat = Alhamdulillah punya kamar mandi sendiri di dalam rumah.
- Bisingnya anak-anak = Alhamdulillah ada orang lain dalam hidup saya.
- Anak-anak yang terus menerus ngoceh dan nanya = Alhamdulillah otak anak-anak tumbuh sehat.
- Berbaring kelelahan di tempat tidur = Alhamdulillah saya masih hidup!
Gimana? Merasa baikan? Kalau saya iya. Akhirnya saya bisa juga tersenyum sambil cuci piring, nyuci atau nyetrika. Kalau gampang lupa, si Tante Chelsea bahkan membuatkan free printables supaya bisa kita tempel di tempat yang mudah dilihat.
Silahkan dicoba teman-teman... It’s all about perspective.
(300 kata)
x
Posting Komentar untuk "Bagaimana Cara Menikmati Hidup Dalam Timbunan Pekerjaan?"
Posting Komentar