Apakah Orang Kaya Tidak Boleh Melakukan Penggalangan Dana?
Ketika Mbak Adilla Jelita menyampaikan akan melakukan penggalangan dana untuk suaminya Indra Bekti yang sudah 4 hari dirawat di RS Abdi Waluyo Menteng karena pendarahan otak, wuih... netizen pun merespon dengan hebohnya.
"Pengen donasi tapi akunya naik motor. Yang minta donasi pakai Alphard. Gimana dong."
"Dikasih harta banyak pamer, giliran dikasih musibah ngemis."
"Coba Mbak, itu hp bobanya, mobilnya, rumahnya, dijual dulu. Pakai asuransi BPJS. Baru minta open donasi."
Intinya para netizen yang maha benar dengan segala firmannya ini mempertanyakan kepantasan seorang yang dinilai mampu untuk meminta donasi. Mungkin hal ini bisa jadi pelajaran juga buat kita semua mengenai saat yang tepat untuk meminta bantuan.
Beberapa komentar netizen di akun IG Mbak Adilla. |
Apa sih Definisi Orang Kaya?
Saya menyalahkan Media Sosial sebagai biang kerok betapa seringnya orang salah menilai status ekonomi seseorang. Kalau kamu lihat orang pakai mobil Alphard, jalan-jalan ke luar negeri, nenteng tas seharga rumah, maka itu artinya dia orang yang lebih kaya dibandingkan dengan orang yang hanya naik motor, jalan-jalan di taman kota gratisan, nenteng tas palsu dengan merek brand dunia.
Padahal belum tentu loh orang yang pertama lebih kaya. Yang pasti mungkin sekedar seleranya lebih bagus aja.
Seperti katanya Morgan Housel dalam Psychology of Money, bahwa yang namanya kekayaan itu adalah uang yang tersimpan. Bukan uang yang habis dipakai dalam bentuk barang. Kalau kamu beneran pamer uang tabunganmu di rekening, itu baru namanya kekayaan. Sementara kalau sekedar pamer barang, itu sih tidak ada jaminan menunjukkan apa-apa. Bukan tidak mungkin itu cicilan, pinjeman, atau bahkan mungkin barang palsu. Pokoknya jangan gampang menilai orang dari apa yang dipamerkan di media sosial atau pun tampilan luar seseorang ya.
Sssttt bahkan orang yang benar-benar kaya, cenderung akan menyembunyikan kekayaannya untuk melindungi dirinya dari kejahatan dan juga dari mereka yang suka pinjam-pinjam duit.
Kesalahan netizen penghujat Mbak Adilla yang pertama adalah kemungkinan salah menilai kekayaan keluarga Indra Bekti. Mereka tidak sekaya yang kita sangka. Mungkin memang tampilan mereka naik Alphard, rumah mewah, barang branded, tapi kan kita tidak tahu bahwa bisa jadi itu semua sebenarnya hasil hutangan, bisnis mereka bermasalah, atau sejenisnya. Intinya mereka adalah orang yang sangat membutuhkan pertolongan dana untuk pengobatan.
Duh jangan mudah tertipu sama tampilan seperti begini. |
Lagi pula definisi kaya itu sangat relatif ya.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin kategori miskin itu adalah hidup dengan gaji di bawah UMR. Tapi ada kalangan yang merasa dirinya melarat lahir batin dunia akherat apabila mereka tidak bisa beli tas branded atau tidak jalan-jalan ke luar negeri atau tidak dirawat di rumah sakit kelas VVIP.
Nah kita nggak bisa mencampurbaurkan kedua macam spesies ini. Di sini sekali lagi salahnya Media Sosial, dimana berbagai macam spesies bisa saling berhubungan. Padahal mestinya jangan. Nggak akan nyambung!
Wajar sekali kalau Mbak Adilla merasa pantas membuka open donation karena ia merasa 'miskin' kalau harus membayar biaya rumah sakit milyaran rupiah. Mbak Adilla bukan spesies yang bisa hidup dengan BPJS kelas 3 dan kemana-mana naik angkutan umum. Ia pun tidak meminta donasi kepada spesies yang berbeda ini. Ia minta donasi kepada yang teman-temannya dari spesies yang sama dengan mereka.
Jadi kembali yang salah di sini adalah netizen yang budiman. Bukan anda dari spesies yang berbeda yang dimintai donasi woy! Kebetulan saja Mbak Adilla menyampaikannya di IG-nya yang memiliki follower 522 ribu orang dari berbagai macam spesies.
Apakah Penggalangan Dana = Mengemis?
Sebenarnya di sini juga terjadi kesalahan. Kenapa semudah itu menganggap penggalangan dana sebagai kegiatan mengemis?
Nggak harus dilihat begitu sih.
Kamu tahu kan kalau dalam memberi itu sebenarnya menerima. Mungkin terlihatnya kita memberi donasi sejumlah uang sebagai orang dengan tangan di atas yang punya kelebihan. Tapi pada dasarnya sebagai pemberi kita merasa diajak untuk bisa ikut berpartisipasi membantu dan merasa dekat dengan pihak yang perlu dibantu.
Kamu pernah lihat nggak bagaimana banyak pihak seringkali memperlihatkan bentuk bantuan mereka kepada pihak lain? Nah itu karena si pemberi merasa perlu dilihat dan diakui sebagai donatur oleh banyak orang. Jadi sebenarnya ada kesetaraan kok di sini antara si pemberi dan si penerima. Tidak selalu si penerima berada di posisi lebih rendah dari si pemberi.
Mbak Adilla dengan penggalangan dana ini ingin memberikan kesempatan secara terbuka kepada para fans dan kenalan Indra Bekti untuk merasa dekat dengan memberikan donasi. Hanya untuk yang mau ya. Nggak maksa kok. Sekedar membuka kesempatan saja.
Orang kaya beneran memang punya uangnya. Bukan dalam bentuk uang yang dihabiskan untuk beli barang. |
Siapa yang Perlu Melakukan Penggalangan Dana?
Nah bisa jadi disinilah salahnya Mbak Adilla. Tidak seharusnya ia sebagai istri yang melakukan penggalangan dana ini. Terlebih lagi ini baru 4 hari loh. Lah gimana kalau sampai bertahun-tahun seperti orang-orang? Dan rasanya nggak ada artis lain yang semudah ini meminta open donasi. Padahal pastilah semua orang sakit butuh uang. Entah mereka mintanya diem-diem atau bagaimana lah.
Open donasi menurut saya lebih pas kalau dilakukan oleh rekan-rekan si sakit setelah melihat kondisi keluarga. Mungkin keluarga akan menutupi kemampuan finansial mereka. Tapi kalau orang terdekat, mestinya bisa tahu. Dari sini mungkin bisa diinisiasi penggalangan dana yang dimulai dari lingkungan terdekat yang mengenal si sakit. Nanti uang yang terkumpul baru diserahkan kepada keluarga.
Perlukah Membantu Orang yang Lebih Dari Kita?
Saya jadi teringat dengan sebuah kisah dari buku Chicken Soup. Tentang sebuah keluarga paling miskin di sebuah desa yang mendapatkan derma dari gereja. Saat mendapatkan uang derma tersebut, keluarga itu merasa sangat sedih. Karena mereka baru sadar bahwa keluarga mereka adalah keluarga paling miskin di desa tersebut. Mereka hanya bisa termenung melihat uang derma itu dan berpikir apa yang bisa dilakukan dengan uang tersebut.
Akhirnya keluarga itu memutuskan untuk kembali mendonasikan uang tersebut ke gereja sebagai sumbangan tanpa nama. Tibalah saat Pak Pendeta mengumumkan hasil donasi harian kepada para jemaat.
"Hari ini kita mendapatkan donasi yang sangat besar dari orang kaya di desa kita..."
Senyum pun mengembang dari bibir keluarga miskin tersebut. Karena status mereka sudah berubah dari keluarga termiskin menjadi keluarga kaya. Hanya karena mereka telah mampu menyumbang.
Kita tidak pernah benar-benar tahu kemampuan orang lain. Sekarang ini terlalu banyak orang yang terlihat lebih padahal sebenarnya tidak punya apa-apa. Menyumbanglah dengan ikhlas semampu yang kamu bisa. Kuncinya adalah di keikhlasan.
Jadi apakah orang kaya boleh melakukan open donasi? Tentu saja boleh dan sah-sah saja. Selama si pemberi dan penerima melandaskannya pada niat yang bersih dan keikhlasan. Sekarang yang penting kita doakan bersama semoga Indra Bekti segera diberikan kesehatan dan bisa bekerja kembali seperti sebelumnya.
What you see is not always real. |
(1050 kata)
Posting Komentar untuk "Apakah Orang Kaya Tidak Boleh Melakukan Penggalangan Dana?"
Posting Komentar