Miniseri Love in the Time of Corona

review love in the time of corona

Apa yang paling kita butuhkan di masa pandemi seperti sekarang ini selain uang? Tentunya imunitas tubuh yang optimal ya. Selain gaya hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan, hati yang penuh kehangatan & cinta pastinya sangat membantu.

Makanya, di masa-masa pandemi kaya gini paling asyik kalau kita menghabiskan waktu melakukan hal-hal yang bikin kita senang. Baca buku asyik, nonton film seru, masak makanan enak, atau sekedar beberes rumah. Pokoknya yang asyik-asyik deh. 

Awal Agustus lalu, saya ketemu film miniseri menarik di Disney Hotstar. Hanya terdiri dari 4 episode saja. Judulnya Love in the Time of Corona. Buat saya, ini film bagus buat menaikkan imunitas. Film ringan tentang cinta dalam keluarga dan persahabatan.

Katanya judul miniseri ini diambil dari novel tahun 1986 berjudul Love in the Time of Cholera dari Gabriel Garcia Marquez. Buku yang penjualannya tiba-tiba meroket di masa pandemi. Sebenarnya sih ceritanya beda banget antara novel dan buku. Bisa-bisanya Joanna Johnson sang produser, mengambil plesetan dari buku yang lagi laris dan jadi top of mind masyarakat Amerika sebagai jadi judul film karyanya.

love in the time of corona poster
sumber: instagram @loveinthetimeofcoronatv

Film yang Dibuat di Masa Pandemi

Yang bikin kita tertarik untuk menonton film ini adalah adegan-adegan pembuka di episode pertama terasa sangat related dengan kondisi pandemi. Ada adegan sepasang suami istri yang perlu belanja ke supermarket dengan protokol kesehatan super ketat. Ada juga seorang gay yang membuatkan masker untuk sahabat perempuannya. Atau ada seorang ayah yang menggunakan seragam zoom-nya, yaitu kemeja dengan celana pendek. Juga banyak komunikasi yang dilakukan dengan zoom. Adegan khas pandemi gitu deh.

Film ini memang dibuat pada masa-masa pandemi dengan cara yang sangat unik loh. Percaya nggak, kalau Love in the Time of Corona dilakukan dengan protokol kesehatan yang super ketat. 

Para pemeran dalam film ini melakukan syuting di rumah mereka sendiri. Ada pasangan suami istri James dan Sade yang aslinya memang suami istri. Lalu ada roommate Oscar dan Elle. Ada juga pasangan suami istri Paul dan Sarah serta anak remaja mereka Sophie. Terakhir ada mamanya James, Nanda yang terpaksa tinggal sendiri di rumah karena suaminya harus dirawat di rumah sakit. 

Sebenarnya Joanna ingin ada cerita tentang kakak beradik. Sayangnya mereka tidak menemukan kakak beradik serumah yang bisa diajak bermain dalam film ini. 

Semua syuting diambil hanya dengan jumlah kru yang sangat terbatas untuk sekedar memasang kamera yang bisa diarahkan dari jarak jauh. Canggih ya. Bahkan untuk tata rias, dilakukan sendiri loh oleh para artisnya. Sebuah film yang unik kan. 

Pengambilan gambar dilakukan pada akhir Juni hingga Juli 2020. Masih awal-awal pandemi dimana semua orang diminta untuk lockdown namun tetap boleh melakukan aktifitas dengan protokol kesehatan ketat. Film ini aslinya tayang di Channel Freeform pada 22 Agustus 2020. Baru pada 12 Maret 2021, Disney Hotstar juga menayangkannya. 

Tapi percaya deh, dengan segala keterbatasan, cerita dalam miniseri ini menurut saya cukup menarik.

Love in the Time of Corona Bercerita Tentang Apa?

Sebenarnya ceritanya relatif biasa saja sih. Mengangkat masalah-masalah keluarga dan persahabatan yang bisa jadi banyak terjadi di masyarakat dan bagaimana cara mereka menyelesaikannya. Khususnya dalam kondisi pandemi dimana kita punya keterbatasan untuk bisa saling bertemu langsung.

James & Sade adalah pasangan yang telah memiliki anak berusia 3 tahun. Sebelum pandemi, James lebih banyak tidak di rumah karena pekerjaannya sebagai pekerja film. Sementara Sade mengurus anak di rumah. Saat pandemi, James terpaksa di rumah. Ia mulai berpikir untuk menambah anak lagi. Tapi Sade merasa ingin untuk mulai berkarir.

Oscar adalah seorang gay yang tinggal bersama sahabat perempuannya Elle. Mereka berdua bosan dengan masa karantina dan memutuskan untuk saling mencarikan pasangan secara online. Eh, siapa sangka ternyata Elle beneran naksir dong sama Oscar. Bingung dong Oscarnya. Padahal ia baru menemukan cintanya dengan Sean, tapi ia nggak mau bikin Elle sedih.

Kasus ketiga adalah cerita keluarga Paul dan Sarah yang sebenarnya sudah berpisah dan Paul sudah punya pasangan baru. Namun mereka masih menyembunyikannya dari anak mereka Sophie yang cuti kuliah karena pandemi. Di mata Sophie, ayah ibunya adalah pasangan yang hangat. Padahal sebenarnya…

Terakhir adalah cerita Nanda, mamanya James yang juga mantan ibu gurunya Sophie. Nanda tengah mempersiapkan ulang tahun pernikahannya yang ke-50. Sayangnya saat ini suami Nanda harus di rumah perawatan karena Alzaimer dan mereka hanya bisa bertemu melalui zoom setiap makan malam. Karena di PHK, Dedric anak Nanda yang lain, memilih untuk pulang ke rumah dan menemani ibunya. Dedric ini aslinya tidak akrab dengan keluarganya. Terutama dengan ayah dan saudaranya James. Ia selalu merasa dianaktirikan dalam keluarga. 

Yang paling menarik dari film ini adalah episode terakhirnya. Bagaimana semua masalah bisa selesai dan mereka semua menemukan kehangatan cinta keluarga dan pertemanan. Film pendek yang bisa bikin hati kita hangat. 

Beneran deh you can’t quarantine love…

love in the time of corona cast
sumber: freeform

(750 kata)


Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mama yang sedang semangat belajar menulis demi bisa bayar zakat sendiri.

Posting Komentar untuk "Miniseri Love in the Time of Corona"