Alasan Menulis Blog Versi Cerita Shanty
Penulis Buku Bestseller yang Memulai Karir Sebagai Blogger
Saya belajar ini dari sejumlah penulis buku bestseller yang memulai karir mereka dari menulis di blog selama bertahun-tahun sebelum buku mereka terbit. Bukan sekedar 1-2 tahun, tapi bahkan mereka sudah ngeblog sampai di atas 5 tahun sebelumnya loh. Asli niat ya.
Sebut saja Mark Manson si penulis buku slengean The Subtle Art of Not Giving a F*uck (2016) yang diterjemahkan menjadi Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat (Gramedia, 2018). Buku ini terbit setelah 7 tahun Mark rutin ngeblog.
Ada juga Gretchen Rubin yang terkenal menulis blog secara rutin setiap hari sejak 2007. Ia mengeluarkan sejumlah buku-buku laris seperti Better than Before (2015), The Happiness Project, dan The Four Tendencies. terbit. Nggak hanya ngeblog, Gretchen juga rutin ngasih podcast.
Atau Austin Kleon yang ngajarin kita cara ‘mencuri’ yang baik dalam buku Steal Like an Artist (2014). Dalam bukunya, dia banyak cerita bagaimana pengalaman ngeblognya sehingga bisa membuat sejumlah buku yang laris di pasaran dunia.
Dan favorit saya yang lain adalah James Clear dengan bukunya Atomic Habits (2018). Selama beberapa tahun sebelum bukunya terbit, James rutin berbagi kumpulan tulisan yang telah dia kumpulkan selama bertahun-tahun. Tidak tiap hari memang, tapi seminggu 2 post saja secara teratur.
Rutinitas ngeblog yang mereka jalani ini, berbuah manis beberapa tahun kemudian. Tulisan-tulisan mereka berbuah jadi buku dan diminati banyak orang.
Nah kalau sudah ngomongin buah yang manis, siapapun pasti ngeces pengen nyicipin juga. Termasuk saya. Ngeblog itu kayanya enak ya. Sayang, kenyataannya nggak semudah itu juga. Menulis di blog bukan seperti membalikkan telapak tangan.
Kalau sekedar menulis curhatan penuh kemarahan dan air mata dalam kertas yang tidak perlu dibaca orang lain, mungkin bisa jadi mudah. Ambil kertas, corat-coret, mengeluarkan sumpah serapah, dan hati pun terasa plong.
Kamu tahu kan, bahwa memang ada penelitiannya mengenai hal ini? Kalau menulis mengeluarkan perasaan adalah bentuk terapi yang baik untuk kesehatan manusia. Saya bahas soal ini dalam blog post yang lain ya. Karena ini bisa butuh 1000 kata sendiri sepertinya.
Baca juga: 5 Manfaat Menulis Diary yang Saya Rasakan
Ketika kita menulis untuk dibaca orang lain seperti menulis di sosial media, ceritanya bisa lain lagi. Ada beberapa hal yang perlu jadi bahan pertimbangan sebelum nyablak cerita segala hal.
Seperti apakah cerita ini memang perlu diketahui orang lain? Apa sih sebenarnya tujuan kita berbagi hal tersebut? Kira-kira bakal ada yang ngamuk-ngamuk nggak kalau saya berbagi. Dan masih ada sederet pertimbangan lain.
Apalagi kalau urusannya dengan blog. Wah itu pernak-perniknya bisa banyak banget. Nggak nyangka juga saya menulis di blog itu bisa begitu ribetnya.
Kendala-kendala Dalam Ngeblog
Berdasarkan pengalaman punya blog sejak tahun 2016, saya menemukan kendala-kendala yang bikin kenapa nggak semua orang bisa sukses menulis di blog.
#1 Takut tulisan dianggap jelek
Kalau lo mau mulai berkarya, jangan takut jelek. Karena sudah pasti jelek.
#2 Kurang bisa atur waktu
Bagaimana pun menulis itu ya perlu waktu. Bukan kegiatan yang bisa dilakukan dengan simsalabim.
Buat yang mahir, 30 menitan mungkin bisa jadi 1 postingan blog kece. Sementara buat pemula kaya saya yang otot menulisnya masih kaku, buat post 1000 kata itu bisa habis waktu 4-5 jam.
Masalah nggak setiap hari kita punya waktu berjam-jam untuk meluangkan waktu menulis. Repot memang kalau kita tidak bisa menentukan prioritas mana yang lebih bermanfaat untuk dikerjakan. Pesona drakor atau menanggapi gosip terbaru di sosial media terasa lebih menggoda.
#3 Kurang baca
Menulis itu terasa banget kalau wawasan kita kurang. Rasanya tulisan kopong dan nggak ada apa-apanya. Sulit sekali untuk bisa ngasih pesan tertentu dalam tulisan. Karena itu menyediakan waktu untuk membaca memang mutlak diperlukan bagi seorang blogger.
Punya hobi membaca itu perlu. Bukan sekedar membaca wajib dalam rangka saling blogwalking postingan-postingan penuh sponsor ya. Tapi membaca bahan-bahan yang memang akan mendukung tulisan kita di blog. Bisa dari buku, artikel di media, atau postingan blog lain yang berkualitas.
#4 Kurang ilmu
Menulis blog itu ada rahasianya. Itu sebabnya kenapa ada orang yang bisa menulis blog cukup 30 menitan, ada yang butuh waktu berjam-jam. Mending habis waktu berjam-jam, tapi dampak tulisannya luar biasa. Lah ini sudah nulis berjam-jam, tulisannya kentang, dan nggak kebaca sama orang lain juga. Sayang sekali.
Ada banyak sekali ilmu blogging yang bertebaran di luar sana. Ini yang perlu rutin dipelajari dan dipratekkan. Karena ilmu blogging seperti juga ilmu-ilmu lainnya berkembang dengan pesat. Teori hari ini, belum tentu masih efektif 6 bulan lagi.
#5 Kurang niat
Ujung-ujungnya kendala paling berat ya emang kurang niat aja. Lah kalau memang nggak bisa memprioritaskan untuk menulis di blog, ya tidak perlu memaksakan diri juga. Perlu komitmen yang tulus, tahu alasan kuat kenapa memang perlu menulis di blog alih-alih cukup berbagi di sosial media yang lebih mudah saja.
Berburu ilmu blogging di Kelas Growth Blogger
Dalam rangka sadar diri kurang ilmu, saya coba untuk mengikuti Kelas Growth Blogger-nya Mas Irwin. Materi pertamanya diberikan oleh penulis idolaku Monica Anggen. Kurang idola gimana coba, saya punya hampir setengah lusin buku-buku karya beliau ini.
Dapat kesempatan minta tandatangan Monica Anggen di acara Bloggercrony
2019 |
Dalam materi pertama mengenai Mahir Menulis dan Editing Blogpost yang diberikan pada 1 September 2020 lalu, saya jadi belajar banyak dari pengalaman Monica yang sukses menulis selama ini.
Dari materi yang diberikan, saya jadi belajar pentingnya motivasi ngeblog, jadi blogger itu mesti rajin dan jangan terlalu pemalas, tips menulis buku dari ngeblog dan banyak lagi. Sepertinya saya bisa buat blogpost sendiri nih untuk berbagi ilmu itu. Atau teman-teman bisa langsung join kelasnya saja.
Niat banget ia menjawab sekitar 30-an pertanyaan dari total 40-an peserta KGB batch 1 yang antusias. Materi disampaikan pukul 8 malam, baru beres pukul 11 malam dong! Weits itu pasti dibayarnya mahal banget.
Dari saya mah, saya bayar pakai doa aja ya Mon. Semoga ilmunya terus bertambah-tambah dan jadi rezeki yang halal buat dinikmati banyak orang.
Setelah dapat pencerahan dari Monica, saya mulai bisa lebih jelas menemukan alasan untuk menulis blog. Alasan untuk menulis ya, bukan alasan untuk menunda-nunda!
Alasan Menulis Blog versi Cerita Shanty
#1 Latihan Menulis
Kemampuan berkomunikasi dan menyampaikan isi pikiran itu sebenarnya ilmu yang sangat penting. Biasanya ada orang yang jago ngomong tapi nggak jago nulis. Atau ada yang jago nulis tapi belibet kalau disuruh bicara langsung.
Lah saya ini disuruh ngomong belibet, nulis juga suka berantakan. Tapi pada dasarnya saya merasa menulis lebih cocok buat orang-orang yang mikirnya rada selow kaya saya. Karena ada sedikit jeda untuk menyampaikan sesuatu dalam bentuk tertulis dibandingkan dengan harus bicara langsung.
Walau begitu, menyampaikan sesuatu secara tertulis tetap perlu dilatih agar bisa runtut dan dipahami orang lain. Buat saya menulis di blog adalah media yang sangat baik untuk melatih itu.
Saya jadi bisa melihat perkembangan tulisan dari waktu ke waktu. Apakah cara penyampaian saya lebih baik dari tahun kemarin? Atau malah makin berantakan dan tidak fokus?
#2 Branding diri
Saya tu kan sebenarnya masih bingung kalau ditanya orang mengenai profesi saya. Saya ingin dikenal sebagai apa?
Dengan menulis di blog, saya bisa berbagi mengenai hal-hal yang saya minati. Seperti cerita saya mengenai anak-anak, ketertarikan saya mengenai buku atau film tertentu, hingga ke ilmu-ilmu yang menarik minat saya.
Dari sini secara alami, branding diri saya bisa terbentuk. Dari data di blog, saya bisa mendapatkan umpan balik mengenai apa yang disukai orang lain di blog ini. Kira-kira saya bisa bantu apa buat para pembaca saya. Hal seperti ini akan sulit bisa ditemukan kalau kita menulis acak di platform sosial media yang lain.
#3 Rak penyimpanan
Blog dengan label-label yang bisa disusun dalam bentuk menu memang merupakan rak penyimpanan terbaik menurut saya. Saya tidak bisa menemukan fungsi ini jika menulis di facebook atau instagram.
Dengan menyusun tulisan dalam kategori tertentu, akan sangat mudah menemukan tulisan-tulisan sejenis. Hanya dengan sekali klik, saya bisa menemukan semua tulisan mengenai buku yang saya tulis dan film yang saya tonton.
#4 Membantu Orang Lain
Tulisan-tulisan yang saya buat sebenarnya bisa saja saya simpan sendiri secara tertutup di google dokumen. Nggak perlu dilihat orang lain. Nggak perlu dikomentari orang lain. Tapi apa gunanya hal itu saya lakukan?
Saya sendiri jika membutuhkan informasi tertentu, biasanya akan langsung bertanya ke Mbah Google untuk menemukan jawabannya. Saya suka membaca tulisan orang lain yang bentuknya berbagi pengalaman. Sangat membantu sekali.
Ketika saya membagikan pengalaman saya melakukan operasi gigi dengan BPJS atau pengalaman dirawat di Rumah Sakit dan meninggalkan anak-anak di rumah, saya tidak menyangka bisa mendapatkan begitu banyak tanggapan secara japri. Padahal itu tulisan bertahun-tahun yang lalu. Senang sekali rasanya ketika pengalaman kita bisa membantu orang lain.
#5 Bahan bacaan buat anak-anak
Awalnya saya menulis blog itu targetnya adalah untuk para pembaca di luar sana. Bisa untuk teman-teman yang saya kenal maupun yang saya belum kenal. Sampai suatu saat saya lihat anak-anak saya suka membaca tulisan saya di blog. Apalagi kalau tulisan tersebut berhubungan dengan mereka.
Dari situ saya mulai berpikir untuk menulis blog sebagai bentuk warisan kepada anak-anak. Umur manusia tidak ada yang tahu. Goresan catatan di blog bisa menjadi warisan yang abadi buat anak-anak. Tulisan di blog bisa diakses dengan mudah kapan saja dan dimana saja selama ada kuota internet dan tentu saja jika blognya tidak hangus. Kapan pun anak-anak kangen kita, mereka bisa langsung buka-buka blog dan membaca isi pikiran mamanya di sana.
#6 Cari uang
Ini nggak bisa dipungkiri lah ya. Yang bikin hidup terasa lebih hidup itu jika kita bisa melakukan pekerjaan yang kita sukai, kita mahir dalam melakukannya, pekerjaan itu membantu orang lain, dan kita dibayar dengan layak. Ini yang dikenal dengan Ikigai di Jepang.
Saya tuh suka menulis di blog, lagi belajar untuk mahir melakukannya, berharap agar tulisan-tulisan ini bisa membantu orang lain, dan tentu saja mendapatkan uang dari sini adalah sebuah konsekuensi logisnya.
Cara dapat uang dari ngeblog bisa dibahas dalam satu postingan sendiri nanti ya. Saya akan berbagi cerita mengenai ini setelah berhasil mengumpulkan segenggam berlian dari ngeblog. Ha...ha...
#7 Belajar Konsistensi dan Kedisiplinan
Konsisten itu asli berat banget. Saya juga pengennya Dilan aja yang melakukannya. Masalahnya saya tahu kalau menjadi konsisten itu manfaatnya banyak jika ingin mahir dalam sesuatu. Jadi saya berniat untuk belajar konsisten dari menulis di blog.
#8 Cari teman
Sebelum punya blog pertemanan di sosial media saya sangat terbatas. Sejak punya blog di tahun 2016, saya tahu komunitas-komunitas blogger. Dari sini jumlah pertemanan saya meningkat tajam. Saya jadi punya networking baru yang lebih berwarna.
Apalagi pertemanan di dunia blogging itu tidak hanya sebatas offline, tapi juga ke sejumlah kegiatan online. Banyak acara-acara seru yang memungkinkan kita bertemu banyak orang dan saling berbagi. Seru banget lah.
#9 Terapi Melepas Stress
Ini memang aneh. Menulis blog itu bisa bikin stress. Tapi entah bagaimana ceritanya, setiap kali saya sukses menayangkan sebuah postingan, hati saya rasanya enak sekali. Seperti kaya menyajikan makanan hangat kepada keluarga yang kemudian dimakan dengan lahap oleh keluarga.
Saya senang sekali membaca tulisan-tulisan saya sendiri. Terlebih kalau mendapatkan tanggapan positif dari orang lain. Bikin hati ringan dan pengen senyum aja.
Akhir kata, 9 alasan menulis ini bisa menjadi motivasi untuk terus berlatih dan tidak membiarkan blog dipenuhi oleh sarang laba-laba dalam waktu yang lama seperti sebelumnya.
Bagaimana dengan teman-teman sendiri? Punya alasan unik kenapa masih setia dengan blog? Atau mungkin malah punya kendala dalam menulis blog? Jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar ya.
21 komentar untuk " Alasan Menulis Blog Versi Cerita Shanty"
Happy blogging, Mbak :)
Aku catat alasan ini mba :D
kita bisa membagikan tentang hal-hal yang kita sukai, walaupun kadang di anggap orang pamer,,
Seru-seru ya mbak isi bukunya???
Keren banget!
Semoga setelah ikut Growth jadi tambah semangat ya mbak Ngeblognya..
Kita bisa mengenal seseorang tersebut dari tulisannya.
**standing applause untuk teh Shanty yang terus belajar untuk mencapai sebuah kesempurnaan.
Sukses selalu, teh Shan.
Suka banget tulisan dan bahasanya mbak. Btw menulis juga bisa untuk terapi refleksi diri loh..
Semangat menulis ya!
Gambatte, teh Shan!