Kita Memerlukan Sukses-Sukses Kecil
Terharu, hari ini saya berhasil meraih sebuah sukses kecil.
Berhasil menulis blogpost selama 30 hari terus menerus.
Setelah sempat menulis malas-malasan hanya 1 bulan 1 tulisan, eh...ternyata di bulan November ini, saya sanggup untuk bisa konsisten menulis blogpost selama 30 hari berturut-turut. Selain di blog ini, ada 7 post yang saya buat Blog Buku Shanty.
Sebenarnya saya pernah sukses mengikuti tantangan 1 bulan seperti ini. Bahkan bisa hampir 40 hari lebih. Tapi yang kali ini rasanya berbeda. Kalau dulu, terus terang saya kesel banget dengan hasil tulisannya. Terlalu dipaksakan. Garing abis. Rasa menulisnya juga nggak enak. Menulis sekedar untuk kejar setoran. Isinya mah ngacapruk kemana-mana.
Untuk tantangan kali ini, walau mungkin isi kontennya terasa dangkal dan seadanya, tapi saya sangat puas dan senang menulisnya. Tidak ada rasa berat atau dipaksakan. Saya sukses memaksakan diri untuk tidak merasa terpaksa menulis dan menikmati kegiatan menulis setiap hari ini. Ini yang bikin kegiatan ini menjadi menyenangkan.
Apa pernah tergoda untuk berhenti?
Pernah sih, tapi kok rasanya sayang. Lagian target saya bukan untuk berhenti dalam 1 bulan ini saja. Tap inginnya berlangsung konsisten hingga 1 tahun. Mungkin bulan ini masih jelek, Insya Allah bulan depan bisa lebih diperbaiki.
Yang penting saya tidak berhenti untuk terus belajar.
Salah satu motivasi yang bikin tidak berhenti adalah energi dari teman-teman segrup yang juga pada rajin-rajin. Ini ternyata memang berpengaruh. Sepertinya energi baik dan semangat kompetisi itu memang diperlukan untuk orang-orang yang pemalas dan lemah kemauan kaya saya.
Ketika lihat orang lain bisa terus rajin, lantas muncul tantangan, "Kenapa saya nggak bisa?" Berada di sekitar orang-orang yang rajin, kita memang cenderung ikut-ikutan rajin. Sebaliknya kalau ketemu banyak yang selow, kita juga kebawa selow. Merasa begitu nggak?
Apa yang perlu saya perbaiki di bulan depan?
Berdasarkan pengalaman 1 bulan ini, saya merasa masih melakukan banyak kesalahan. Salah satu yang paling utama adalah MENUNDA. Mending menunda karena hal penting yang prioritas, ini menunda menulis karena sekedar malas-malasan saja.
Ueanaknya itu bobo-bobo santai dulu... |
Kegiatan menulis malah diletakkan di akhir-akhir menjelang jam Cinderella. Jadi nggak aneh kalau tulisannya seadanya. Kurang matang.
Andai saya bisa meletakkan jam menulis di pagi hari, tentunya hasilnya bisa lebih baik.
Berikut saya ambil sedikit curhatan saya tanggal 8 November di grup WA #ODOPNovemberChallenge.
Expectacy:
Sejak 1 November saya selalu punya niat mulia mulai menulis pk 8 pagi. Pas anak-anak sama suami sudah nggak di rumah.
Itu ada waktu kosong sampai jam 2 siang kalau memang sudah bisa nyiapin makan siang dari pagi.
Realita:
Nggak pernah bisa beres semua hingga baru bisa mulai nulis di atas jam 8 malam.
Tapi hari ini kayanya bisa nih, menulis jam 8 pagi. Semalam sudah dicicil masalahnya.
Pas jam 8, eh kok lihat itu kucing kelaparan. Ngasih makan dulu. Trus kelihatan makanannya berantakan, jadi sapu-sapu dulu.
Baru ingat, ada cucian belum kejemur. Jadi jemur dulu karena takut hujan.
Ah paling bisa lah mulai jam 9.
Pas ambil kresek, lihat rak kok kayanya berantakan. Rapiin dulu.
Tapi ada barang yang harus ditaruh ke rak lain.
Ya ampun, raknya berantakan juga.
Rapiin 3 rak cuma habis waktu sampai jam 11 kok.
Masih ada waktu sampai jam 2 siang kok, sebelum anak-anak pulang.
Pokoknya hari ini harus bisa menulis sebelum magrib!
Akhirnya bisa juga duduk manis di depan laptop. Nggak usah mandi dulu. Ntar lama lagi.
Tapi kayanya perlu buat teh dulu.
Abis hirup-hirup teh, sambil nyalain laptop, tiba-tiba... telpon bunyi.
Ternyata dari Papa saya.
"Nty, bisa kerumah dulu? Anterin Papa ke tukang urut di Dago."
.... ok baiklah.... berarti bukan hari ini saya bisa setoran sebelum magrib.
***
Sampai akhir bulan, sepertinya hanya sekali saya bisa setoran sebelum matahari terbenam. Eh hari ini juga bisa!
Sebenarnya daftar evaluasinya bisa lebih panjang lagi. Cuma hari ini saya harus mengantar anak-anak dan menginap di rumah neneknya. Jadi, nanti dilanjut lagi deh ya evaluasinya.
Semoga bulan depan bisa lebih baik lagi dan tetap semangat.
#ODOPNovemberChallenge
500 kata, 30 menit
2 komentar untuk "Kita Memerlukan Sukses-Sukses Kecil"